Senin, 30 Mei 2011

Suzuki Satria F150, Transexual Bebas Ribet


(Suzuki Center) ini Suzuki Satria F-150 yang ingin ganti tampilan macam motor batangan alias motor laki atawa motor sport. Modifikasi yang dilakukan Baru Motor Sport (BMS) ini bisa dijadikan acuan. Sebab, banyak ilmu dan trik yang disampaikan bagi yang ingin mencobanya.

Pertama dilakukan tentu ubahan rangka. Frame standar mesti diistirahatkan jika ingin dapat bentuk sport sejati yang ditandai dengan bentuk rangka lengkap dengan deltabox.

Desain rangka seperti itu gampang kok. Tinggal pakai punya Suzuki FXR. Apalagi motor sport berkapasitas silinder 150 cc itu pernah ada meski sudah discontinue alias tidak diproduksi lagi oleh Suzuki Indonesia," kata Ariawan Wijaya, menjelaskan trik yang dilakukannya.

Keuntungan lain pakai rangka Suzuki FXR adalah posisi engine mounting tidak terlalu banyak berbeda untuk mesin Satria F-150. "Dengan begitu, tidak perlu direpotkan lagi dengan membuat dudukan atau pegangan mesin yang baru jika bikin ulang rangka. Demi kenyamanan saat riding, pegangan mesin itu harus paten supaya tidak getar," kata ayah satu anak ini.

Ari mengaku rupanya kurang yakin jika masalah komponen utama seperti pegangan mesin ini  dibuat baru atau dibikin ulang semuanya. Sebab memang jika kurang pas atau posisinya miring dan tidak center dengan rangka juga pengangan kaki-kaki bisa fatal akibatnya.

Hal lain lagi yang menjadi keuntungan dengan penggantian rangka tadi adalah untuk tangki. Tangki bensin punya FXR bisa dimanfaatkan. "Karena pakai tangki yang sama dengan deltabox, sudah aman. Berkurang satu urusan yang kadang juga bisa bikin ribet," tambah pemilik bengkel di Jl. Palmerah Barat, Jakarta Barat ini.

Namun biar tangki standar itu sesuai dengan konsep streetfighter yang diinginkan, beberapa bagian bantuk dimodifiaksi ulang supaya sesuai dengan tema. Kata pria asal Rembang, Jawa Tengah ini, tangki didesain ulang dengan fiberglass kemudian dijadikan semacam kondom. Tapi, kondom tadi sudah dibuat mati dengan tangki asli pada bagian dalamnya.

Sementara buat rangka belakang, baru kemudian Ari membuat ulang dengan menggunakan pipa seamless. "Bentuknya dibuat agak sedikit nungging dan juga lebih pendek dibanding versi aslinya," tambah Ari yang lagi banyak order ini.


Lalu untuk bodi tetap menggunakan fiberglass. Dengan bentuk seperti ini, maka tongkrongan atau gaya yang identitas bebek Hyperunderbone ala Satria F- 150 hilang sudah.

Main Potong Arm

Karena ingin menampilkan sosok motor macho dan gagah, Ari merasa perlu ada pembenahan total untuk urusan kaki-kaki. Limbah moge jelas pilihan paling gampang.Selama ada budget untuk membelinya, tentu bukan masalah.

Hanya saja, pasang swing arm Suzuki GSX 1000 bukan perkara gampang. "Karena, arm moge yang mau dimasukkan ke rangka bebek memang masih dirasa terlalu lebar," beber Ari dari Baru Motor Sport.

Alhasil lengan ayun yang disuruh mengalah. "Kita modifikasi bagian depan atau pegangan ke rangka jadi lebih kecil. Tentu ada maksud dan tujuannya. Yakni, agara arm tadi bisa masuk dan tetap aman. Dengan begitu, tentu ada konsekuensi yang harus ditanggung. Arm jadi enggak bisa dipakai atau terpaksa dipindah ke motor lain," beber modifikator sekaligus owner yang lulusan Australia ini.  (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
 Ban depan: Metzeler 120/60-17
Ban belakang: Metzeler 180/55-17
Pelek: Yamaha R6
Upside down: Kawasaki ZX 10
Swing arm: Suzuki GSX 1000
Monosok: Suzuki GSX 1000
Setang: Baros
Tutup tangki: Desmo-work
Knalpot: R9

Jumat, 27 Mei 2011

Nih, Striping Baru Suzuki Satria F150

(Suzuki Center) Diam-diam PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyegarkan penampilan hyperunderbone-nya Suzuki Satria F150. "Maklum cuma minor change aja," buka Suandi Widiarto, Deputy GM Marketing 2W PT SIS.

Penampilan baru ini sudah bisa didapatkan sejak awal bulan Mei 2011 di jaringan dealer Suzuki. Cirinya ada grafis wajah wanita di cover bodi bagian belakangnya. Selain itu, grafisnya pun menarik, perpaduan antara motif petir dengan garis-garis abstrak.

Untuk desain barunya ini, Suzuki masih membanderol dengan harga tetap Rp 18,5 jutaan. "Tidak ada perubahan harga," ungkap Suandi.



Oiya, Suzuki juga sudah menyematkan fitur Automatic Headlamp On (AHO). Jadi, lampu utama akan langsung menyala ketika mesin dinyalakan.  (motorplus-online.com)  

Launching Suzuki hayate 125 @ PIM Palembang






































Minggu, 15 Mei 2011

Rantai Melar, Ganti Atau Potong?



(Suzuki Center) Rantai motor melar atau bertambah panjang ada beberapa kemungkinan.  Di antaranya, pertama, bisa dikarenakan rantai sudah aus karena motor sering di pake membawa beban berat. Atau kedua karena mur pada as roda belakang kendur, sehingga as tertarik maju ke depan. Ini yang menyebabkan rantai kelihatan kendor. Padahal rantai masih bagus.

Kalau kejadian yang kedua, brother bisa menyetel ulang rantai dengan cara mengendurkan mur as roda, lalu geser posisi as roda dengan cara memutar mur penyetel yang terletak di lengan ayun. Tapi, jika keadaan yang pertama terjadi dan sudah disetel sampai abis setelan namun masih kendur juga, biasanya ada dua hal yang mesti dilakukan. Memperpendek mata rantai atau mengganti dengan baru.

“Kalau kejadiannya melar, ya memang mesti diganti,” kata Subhan Manager Technical Service Division, PT Astra Honda Motor (AHM).

Subhan tidak menyarankan untuk memotong rantai sehingga bisa digunakan. “Ini persoalan safety. Bayangkan kalau rantai itu dipaksakan lalu putus dan nyangkut di roda atau gir. Motor berhenti, orangnya terpelanting,” wanti Subhan.

Secara logika, walaupun rantai bisa dipotong namun tidak aman. Sebab, pada rantai terdiri dari komponen seperti roller, klip pengikat dan lainnya. “Kalau melar berarti pada komponen itu mengalami keausan,” bilangnya mengingatkan. 






Rantai yang aus juga mempengaruhi tenaga dan keborosan bahan bakar. “Tarikan motor jelas lebih berat jika rantai kendur,” ungkap Subhan. 

 Rantai yang sudah diganti apakah berimbas pada penggantian gir. “Idealnya iya. Tapi, tidak semua penggantian rantai diiringi ganti gir. Bisa lihat keausan gir dulu. Ciri gir yang telah aus, mata rantai telah tajam,” bilang pria tinggi kurus ini.

Namun jika ganti rantai, bagusnya sekalian dibarengi dengan gir. Sebab satu paket antara rantai dan gir. Jika diganti salah satu, akan merusak pasangannya.

Satu hal lagi menjaga keawetan rantai. Sebaiknya lakukan pembersihan berkala. Semakin sering melewati jalan berdebu dan bertanah, semakin sering rantai harus dibersihkan. Sebab, jika tidak akan mempercepat keausan. Debu bercampur oli ini akan bersifat abrasif. “Setelah dibersihkan solar, lumasi pakai oli gardan yang punya kekentalan SAE 80 atau 90,” pesannya. (motorplus-online.com)

Launching Suzuki Hayate 125


Sabtu, 14 Mei 2011

Periksa Oli Gir Skubek, Jangan Sampai Mendengung!

(Suzuki Center) Rata-rata produsen skubek Indonesia mendapatkan pemilik matik kurang perhatian dalam penggantian oli gir. Dibiarkan tanpa ada penggantian ulang. Masalah akan muncul dengan ciri keluar suara seperti dengung lebah.

“Paling gampang waktu gas dipelintir putaran bawah. Suara dengung muncul. Ini tanda ada komponen aus karena penggantian oli enggak dijadwal,” ungkap Muhammad Haris, Kepala Mekanik bengkel resmi Suzuki Word, Sinar Roda Kencana Mas, Jakarta Barat.

Supaya enggak ngalamin masalah dengung, mending tahu kapan mesti isi ulang. Rata-rata skubek Yamaha wajib isi ulang maksimal 10.000 km, Honda setiap penggunaan 8.000 km, dan Suzuki jarak tempuh 5.000 km.

Biar mempermudah konsumen ada ukuran yang paling jelas. “Paling enggak setiap penggantian oli mesin minimal dua kali harus dicek kondisi pelumas gir. Sering kelupaan konsumen untuk mengeceknya,” beber Slamet, Kepala Instruktur Yamaha Enginering School PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

Penggantian pelumas gir skubek juga berbeda berdasarkan spesifikasinya. Volume pelicin yang dibutuhkan sudah ditentukan dan bisa dilihat di manual book.

“Contoh Honda PCX 125 dengan pabrikanpelumas gir untuk penggantian periodik 160 ml, sedangkan BeAT, Vario dan Scoopy 120 ml,” ujar Wedijanto Widarso, Technical Service Division Head PT Astra Honda Motor (AHM).

Kalau untuk skubek Yamaha rata-rata cukup 100 ml. Lebih hemat, makanya di kemasan Yamalube yang tersedia 100 ml saja. Lha kalau Suzuki berapa mm ya? Juga cukup 100 ml saja kok.

Pelumas gir untuk skubek yang matik itu enggak dapat beban temperatur tinggi dan gesekan seperti oli mesin. Tapi, jadwal penggantian dari pabrik bisa dijadikan patokan dalam kondisi normal. Akan jauh berbeda kalau skubek menghadapi jalan yang tergenang.

“Air bisa masuk. Jadinya, oli bercampur air. Pernah saya temui. Makanya, kalau ada genangan air tinggi harus segera dicek kondisi oli gir,” ulas Haris yang berkantor di Jl. Panjang, Jakarta Barat.
 
Tapi, kok bisa keluar suara dengung seperti lebah ya? Itu karena penggantian pelicin gir telat atau memang enggak ganti sama sekali? “Ada gesekan antar komponen yang sudah enggak lagi dilapisi pelumas,” ujar Wedijanto.

“Ada as yang jadi tumpuan gir dipasangi bearing. Pelumas fungsinya juga melapisi bearing. Kalau enggak gak ada oli, gesekan langsung permukaan bearing dengan peluru. Makanya bunyi dengung tadi merupakan gejala awal kerusakan,” wanti Slamet.  (motorplus-online.com)

Senin, 09 Mei 2011

Suzuki DR200SE, Cocok Jadi Penerus Trail TS125


(Suzuki Center) Masih ingat Suzuki TS 125? Motor trail ini sempat booming di Indonesia, jadi favorit pada penggemar adventure, dipakai armada Kepolisian hingga menjadi motor operasional perkebunan, pertanian dan dipakai beberapa departemen pemerintah.

Sayangnya sejak tahun 2004, produksi dan penjualannya di Indonesia dihentikan. Konon saat itu penjualannya tidak baik. Tapi tetap saja, hingga kini masih banyak penggemarnya, bahkan harga jualnya second-nya tetap tinggi.

Sebenarnya Suzuki punya varian yang mungkin mampu mengembalikan kejayaan Suzuki TS125, yaitu DR200SE. Model trail 4 tak ini dijual di beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat. Menggunakan mesin 200cc, mungkin performannya seimbang dengan mesin 2 tak Suzuki TS125.

Suzuki mengklaim teknologi Twin Dome Combustion Chamber (TDCC) di kepala silinder membuat motor ini memiliki torsi yang cukup besar untuk melintasi medan berat sekalipun.

Bentuknya memang bukan seperti trail kompetisi. Tapi lebih dekat dengan kesan motor adventure, mirip seperti Suzuki TS125. Headlamp kotak, tankinya juga tidak punya air scoop bersudut lancip, tapi justru tampil lebih elegan.

Bagian jok ke belakangpun dibuat datar dan tidak terlalu tinggi, tujuannya agar tetap mudah dikendarai. Di Amerika DR200SE dijual 4.199 US Dolar atau sekitar Rp 36 jutaan. Seandainya masuk Indonesia... (motorplus-online.com)

 Specifications
Engine: 199 cc 4-stroke, air-cooled, OHC
Bore Stroke: 66.0 mm x 58.2 mm
Compression Ratio: 9.4 : 1
Fuel System: MIKUNI BST31SS, single
Ignition: Electronic ignition (Transistorized)
Lubrication: Wet sump
Transmission: 5-speed constant mesh
Ground Clearance: 260 mm
Overall Length: 2150 mm
Overall Width: 805 mm
Seat Height: 810 mm
Wheelbase: 1405 mm
Suspension Front: Telescopic, coil spring, oil damped
Suspension Rear: Link type, coil spring, oil damped
Tires Front: 70/100-21M/C 44P tube type
Tires Rear: 100/90-18M/C 56P tube type

Minggu, 08 Mei 2011

Suzuki Spin Baru Lebih Murah Dari Honda Spacy


(Suzuki Center) Harga yang ditawarkan oleh Honda Spacy memang cukup terjangkau. Dijual mulai Rp 11,7 jutaan, tentunya membuat panas pesaingnya. Suzuki yang berencana menelurkan skubek 110cc baru mengaku bakal setting harga yang lebih murah.

"Kita mau harga skubek baru Suzuki harganya sedikit lebih rendah dari Spacy," ungkap seorang sumber dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

"Kita mau menonjolkan value for money, jadi enggak akan jual mahal," tambah pria yang ditemui beberapa hari yang lalu ini.

Spin baru ini kabarnya akan menggunakan mesin baru yang kapasitas mesinnya lebih kecil. Bila varian yang sekarang beredar pakai mesin 125cc, yang baru ini hanya 110cc.

Tapi dengan desain bodi dan nama baru. "Desain baru ini belum ada di mana pun karena Indonesia jadi yang pertama," ungkap sumber yang ogah tenar ini.

Indonesia, lagi-lagi bakal jadi negara pertama yang akan menjadi tempat pertama peluncuran motor baru Suzuki ini. Jadi enggak sabar nih! (motorplus-online.com)

Rabu, 04 Mei 2011

Hore, SNI Pelek Sepeda Motor Bakal Diterapkan Mulai Mei 2011

(Suzuki Center) Setelah standarisasi nasional SNI diterapkan untuk helm beberapa waktu lalu. Kini produsen pelek juga akan menerapkan wajib SNI pada produk buatan mereka mulai bulan Mei mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Basuki Suseno Ass. Manager Casting Wheel PT Chemco Harapan Nusantara sebagai produsen pelek motor merek Chemco belum lama ini.

Menurutnya, pihak konsorsium yang terdiri dari produsen pelek pabrikan dan rumahan dalam negeri sedang bernegosiasi dengan pihak kementrian perindustrian selaku pembuat regulasi dalam menyusun standar SNI bagi pelek aftermarket dan orisinal.

Ada beberapa kepentingan utama yang akan didapat dari penerapan standarisasi ini. Diantaranya, proteksi pasar pelek domestik dari serbuan pelek impor asal Cina.

“Proteksi pasar ini sukses diterapkan saat penerapan standar SNI pada helm yang mampu menangkal serbuan helm Cina di Tanah Air beberapa waktu lalu,” ungkap Basuki.

Selain itu, konsumen pelek juga diuntungkan dengan tersedianya produk yang berkualitas baik. Sehingga diharapkan tak ada lagi kisah tragis di jalanan akibat kualitas pelek yang buruk.

Oiya, regulasi ini berbeda dengan versi SNI helm yang pada penerapannya langsung dirasakan konsumen dengan adanya denda tilang bila tidak menggunakan helm SNI. Tapi, standarisasi pelek hanya berhubungan dengan Kementerian Perindustrian, sehingga hanya produsen yang wajib menerapkan SNI.

“Jadi bagi produsen yang belum menerapkan standar SNI pada produknya, tidak diperbolehkan untuk memasarkan produknya sampai standar SNI terpenuhi,” tutup pria ramah ini. (motorplus-online.com)

Senin, 02 Mei 2011

Aplikasi Keihin 28 di Thunder 125, Bisa Tapi Harus Bore Up 150 cc

(Suzuki Center) - Karburator Keihin tipe PE 28 emang lagi laris manis. Hampir semua besutan yang sudah dioprek, pakai karbu yang awalnya nempel di Honda NSR 150 SP itu. Tak terkecuali pemakai Suzuki Thunder 125.

Kelebihan yang ditawarkan terutama ukuran venturi yang lumayan besar (28 mm), skep model konvensional dan kemudahan pada penyetingan.


Hampir semua mekanik mengakui, mudahnya menemukan setelan karbu yang dijajakan antara Rp 450-650 ribu ini, demikian juga soal ketersediaan spuyer dan jarum skepnya.


Kembali ke Thunder 125. Ternyata untuk memasangnya cukup mudah, namun ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Seperti dituturkan Aldhie dari Bike Rider Shop (BRS), “Lebih cocok diaplikasi di motor yang sudah bore-up,” urainya. Minimal sudah 150 cc, misal pakai piston Satria FU (62 mm).


Mengapa demikian? Kata Aldhie jika diterapkan di motor standar, efeknya tak terlalu terasa. Malah suplai campuran bahan bakar dan udara jadi berlebihan. “Pasti ada enggak enaknya, bisa atasnya atau bawahnya. Masih lebih enak pakai standarnya,” lanjut pebengkel di Jl. Swakarsa I No.6, Kalimalang, Bekasi.


Nah jika Thunder 125 Anda sudah di-bore-up, boleh ikutan aplikasi. Siapkan karbunya yang bisa didapat speed shop terdekat. Lalu cari kabel gas baru, karena PE 28 model skep jadi beda bentuk ujungnya. Pakai punya apa?


“Cari punya Shogun, namun masih mesti memotong dan ujungnya dibikin ulang pakai solder atau benang yang dilem berdaya rekat kuat,” lanjut Aldie. 



Tapi kalau mau yang lebih simpel, bisa pilih cara Jainal Arifin Siregar dari Ucok Motor Speed (UMS). “Pakai kabel gas Honda GL 100 Platina,” tuturnya. Menurutnya panjang sama persis dan tak perlu ubahan pada ujung kabel, “Cuma pemasangan di holder sistem ulir.”

Bila sudah lengkap, lepas karburator standar dengan membuka kedua klem pakai obeng plus. Lalu kabel gasnya dengan kunci pas 10 dan kabel cuk. Jangan lupa juga cabut slang bensinnya.

Masih pakai obeng plus, lanjut melepas kabel gas di holder. Nah pasang kabel gas milik GL 100, karena model ulir langsung putar saja hingga mengencang dan kencangkan murnya pakai kunci pas 14 (gbr.1). Nah lanjutkan pasang karbu di intake manifold (gbr.2), karena panjang karbu sama, pemasangan pun bisa PnP. Kemudian pasang kabel gas di skepnya (gbr.3).

Terakhir tinggal setting karbu, terutama ukuran spuyer. Menurut Aldhie jika pakai piston Satria FU besarnya tak jauh dari kombinasi 42 (pilot jet) dan 122 (main jet). “Kalau open filter main jet bisa 125,” tutupnya. (motorplus.otomotifnet.com)